Profil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Profil Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi
kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi yang terbentuk setelah era
reformasi terjadi. Terletak di sisi selatan Pulau Sumatera, provinsi ini
berdekatan dengan Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi induk provinsi sebelum
terbentuk sebagai provinsi sendiri pada tahun 2000. Sebagaimana diatur dalam
dalam UU No. 27 Tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, provinsi ini adalah provinsi kepulauan. Pulau Bangka dan Pulau Belitung
adalah dua pulau besar, sementara ada ratusan pulau kecil lainnya yang
mengelilingi kedua pulau besar ini, baik yang berpenghuni maupun tidak.
Kepulauan Bangka
Belitung ketika masih bergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas
tida daerah, yakni kabupaten Bangka, kabupaten Belitung, dan Kota
Pangkal-pinang. Kemudian beberapa daerah dimekarkan lagi sehingga terbentuklah
4 kabupaten baru, yakni Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan,
Kabupaten Bangka Barat, dan Kebupaten Belitung Timur. Empat kabupaten dan satu
kota berada di gugusan kepulauan Bangka dan dua kabupaten berada di gugusan
kepulauan Belitung.
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berbatasan dengan Laut Natuna di sisi utara, sisi
timur dengan Laut Kalimata, sisi selatan dengan Laut Jawa, dan sisi barat
dengan Selat Bangka. Akses ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbatas hanya
melalui jalur laut dan jalur udara sebagai konsekuensi daerah kepulauan. Luas
provinsi ini adalah 81.724,54 kilometer persegi dengan luas daratan 16.424,140
kilometer persegi atau sekitar 20% dari total luas provinsi. Luas dataran Pulau
Bangka mencapai 11.632,14 kilometer persegi, sementara luas Pulau Belitung mencapai
4.801 kilometer persegi. Luas pesisir kepulauan ini mencapai 65.300,40
kilometer persegi atau sekitar 79,90% dari keseluruhan wilayah (RPJPD Babel
2007-2027, 2006: 9). Kepulauan Bangka dan Kepulauan Belitung dihubungkan oleh
selat Gaspar. Perbukitan di Kepulauan Bangka pada umumnya adalah perbukitan
sedang dan rendah dengan ketinggian sekitar 50-300 meter dari permukaan laut,
sementara di Kepulauan Belitung ketinggian perbukitan dari permukaan laut
adalah 120-510 meter (Distamben Babel, 2003:6-10).
Beberapa
referensi bahkan menulis bahwa asal usul-usul kata Bangka untuk Pulau Bangka berasal
dari bahasa Sanskerta, yaitu vanca
yang berarti timah. Hal ini diperkuat oleh bukti adanya kata vanca dalam tulisan Prasasti
Kota Kapur yang ditemukan di Kota Kapur Kabupaten Bangka. Temuan ini memperkuat
tesis bahwa Kepulauan Bangka Belitung sejak dulu memang menjadi daerah yang
dikenal karena timahnya(Sujitno, 2007:27; Susilo & Maemunah, 2009:10).
Kepulauan Bangka
Belitung secara historis adalah daerah yang menjadi incaran banyak pihak karena
letaknya yang strategis. Kerajaan Sriwijaya tercatat perna menguasai daerah
ini. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti di Kota Kapur Kabupaten
Bangka oleh J.K van der Meulen pada bulan Desember 1892. Daerah ini dikuasai
oleh Sriwijaya dalam rangka menguasai jalur pelayaran dan jalur lalu lintas perdagangan. Sementara
itu kerajaan Majapahit juga perna berkuasa di daerah ini dari tahun 1293 hingga
1520. Nama pulau ini disebutkan dalam serat negara Kartagama yang ditulis oleh
Mpu Prapanca pada tahun 1365. Meskipun sudah sudah terkenal lama sebagai daerah
yang strategis secara geografis, namun timah belum dikenal pada masa ini sampai
kemudian Belanda dating untuk pertama kalinya dengan misi dagangnya seiring
usaha mereka melebarkan sayap pencarian timah dari Malaka dan sekitarnya
(Sujitno, 2007:29-31).
Populasi
penduduk Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2000 sebesar 899.095 jiwa dan
mengalami lonjakan pada tahun 2008 menjadi 1.122.526 jiwa. Peningkatan yang
terjadi sebesar 24,5 %. Lebih kurang 75% dari total populasi penduduk provinsi
ini berada d Kabupaten Bangka (BPS babel, 2009:37).
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah yang majemuk dengan tingkat
keragaman yang tinggi. Suku-suku yang ada di Kepulauan ini antara lain Melayu,
Cina, Jawa, Bugis, Madura, Batak, Flores, dan sebagainya. Bahasa yang dominan
yang digunakan adalah Bahasa Melayu dengan sedikit perbedaan dialek antara satu
kawasan dengan kawasan lain.
Mata pencarian
penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertumpu pada tiga sektor utara
yakni perkebunan, pertambangan, dan kelautan. Komuditas timah adalah sumber
mata pencarian di bidang pertambangan, lada, karet, dan sawit adalah komoditas
ungulan di bidang perkebunan, sementara di bidang kelautan bertumpu pada sector
penangkapan ikan dan olahan hasil laut.
Note: Tulisan ini di dapat dari Buka Sengkarut Timah dan Gagapnya Ideologi Pancasila karya Ibrahim salah satu dosen FISIP Di Universitas Bangka Belitung
Note: Tulisan ini di dapat dari Buka Sengkarut Timah dan Gagapnya Ideologi Pancasila karya Ibrahim salah satu dosen FISIP Di Universitas Bangka Belitung
0 Response to "Profil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung"
Post a Comment